Akibat Menikah Beda Manhaj


Dalam pernikahan, sunnahnya menikahi wanita itu yang pertama kali jadi bahan penilaian adalah perkara agamanya, kalau pemahaman agamanya dan akhlaknya baik, maka kehidupan rumah tangganya insyaallah akan baik. 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, 

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لاِرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung. (Hadits Riwayat Bukhari). 

Jangan hanya karna susah mendapatkan wanita terkhususnya wanita salafiyyah akhirnya memilih wanita dari orang awam yang kurang baik agamanya.

Kalau menikahi wanita yang tidak baik agamanya, tidak baik pemahaman agamanya dikhawatirkan bukan dia yang mewarnai isterinya, justru dia yang terwarnai. Bukan dia yang menyelamatkan, justru isterinya yang mencelakakan.

Berkata Adz Dzahabi rahimahullah, Salamah bin ‘Alqamah rahimahullah menceritakan, 

قال ابْنِ سِيْرِيْنَ رحمه الله : تَزَوَّجَ عِمْرَانُ خَارِجِيَّةً، وَقَالَ: سَأَرُدُّهَا [ أي إلى مذهب أهل السنة] . قَالَ: فَصَرَفَتْهُ إِلَى مَذْهَبِهَا. [سير أعلام النبلاء]

Berkata Ibnu Sirin rahimahullah, Imran menikahi wanita Khawaarij, ia berkata : ‘Aku ingin mengembalikannya (kepada madzhab ahlussunnah). Dia (Ibnu Sirin) berkata : Maka dia (wanita itu) mewarnainya ke madzhabnya (madzhab khawarij) .(Siyaru A’laamin-Nubalaa) 

Berkata Ibnu Katsiir rahimahullah :

عمران بن حطان الخارجي، كان أولا من أهل السنة والجماعة فتزوج امرأة من الخوارج حسنة جميلة جدا فأحبها. وكان هو دميم الشكل، فأراد أن يردها إلى السنة فأبت فارتد معها إلى مذهبها

“’Imraan bin Hiththaan Al-Khaarijiy. Dulu dia termasuk ahlussunnah wal jamaah, lalu Ia menikahi seorang wanita diantara Khawarij yang cantik menawan, ia pun jatuh cinta kepadanya. Dan ia (Imran) seorang yang cebol lagi buruk rupa. Imraan (menikahinya) hendak mengembalikannya kepada sunnah, namun wanita itu enggan dan malah ‘Imraan murtad (dari sunnah) bersama wanita itu kepada madzhabnya (Khawaarij)” (Al-Bidaayah wan-Nihaayah, 9/65).

Pernikahan itu adalah salah satu ibadah yang paling lama. Maka, seyogyanya kita memilah dan memilih pasangan yang hendak kita sejalan dengannya. 

Berkata Syaikh Shalih al-Fawzan hafizhahullah, 

“فذات الدين هي التي يحرص عليها المسلم دون النظر إلى جمالها أو حسبها أو مالها وإنما ينظر لٕلى دينها لأنها يريدها لتنجب له ذرية طيبة وهذا هو المطلوب، أما الجمال وأما المال وأما الحسب فإنها أمور تذهب ولا يبقى لها أثر بخلاف الدين فإنها تبقى أثاره وتستمر.” (من خطبة جمعة بعنوان: حقوق الأبناء). 

“Wanita yang beragama dialah yang pantas dicari oleh setiap muslim bukan kerana kecantikannya, keturunannya atau hartanya, namun seorang muslim selalu melihat agamanya kerana yang dia inginkan adalah agar melahirkan baginya keturunan yang baik dan itulah tujuan yang dicari. Adapun harta, kecantikan dan keturunan semua itu pasti hilang dan tidak akan kekal adapun agama itulah yang akan kekal hasilnya dan akan langgeng (kekal abadi).” (Khutbah Jum’at Beliau). 

Syaikh Bin Baaz rahimahullah ditanya :

أريد أن أتزوج فما هو رأي سماحتكم في الشروط التي اشترطها في المخطوبة، ما هي؟ وجهوني جزاكم الله خيرًا. 

Saya ingin menikah maka apa pandangan anda wahai Syaikh dalam syarat-syarat yang saya persyaratkan dalam wanita yang dipinang, apa itu syarat-syaratnya? berilah kepada saya arahan semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.

Beliau menjawab :

عليك بذات الدين، عليك بالمرأة الصالحة المعروفة بالأخلاق الطيبة، بالصلاة والعفاف وطيب الخلق وطيب الكلام وحسن الصورة أيضًا، لقوله ﷺ: تنكح المرأة لأربع: لمالها ولجمالها ولحسبها ولدينها؛ فاظفر بذات الدين تربت يداك، فأوصى بذات الدين، فنوصيك بما أوصى به النبي ﷺ، ذات الدين، نوصيك بالمرأة المعروفة بالاستقامة بالصلاة في وقتها بالعفة عما حرم الله، بطيب اللسان وطيب الكلام، بالأخلاق الكريمة وحسن الخلق، وإذا تيسر مع هذا الجمال والنسب الحسن والمال؛ هذا خير إلى خير، ولكن المهم أن تكون أخلاقها كريمة، محافظة على الدين، طيبة في الصلاة، طيبة في أخلاقها، بعيدة عما حرم الله من الفواحش. نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا، وأحسن إليكم. 

Hendaklah engkau mendahulukan wanita yang agamis, hendaklah engkau mendahulukan wanita yang shalihah yang dikenali dengan akhlak yang baik, shalat, menjaga kehormatan diri, bagus akhlaknya, bagus tuturkatanya dan bagus rupanya (rupawan & jelita) juga, berdasarkan sabda nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam : "wanita dinikahi karena empat perkara : karena hartanya, kecantikannya, kedudukannya dan agamanya, maka pilihlah wanita yang agamis niscaya kedua tangan engkau berdebu (beruntung).

Beliau mewasiatkan agar mendahulukan wanita yang agamis maka kami mewasiatkan kepada engkau dengan apa yang diwasiatkan oleh nabi yakni mendahulukan wanita yang agamis.

Kami mewasiatkan kepada engkau agar mendahulukan wanita yang dikenali dengan keistiqomahan dengan mendirikan shalat tepat pada waktunya, keterjagaan diri dari apa yang diharamkam oleh Allah, kebagusan lisan dan tuturkata, akhlak yang mulia dan kebagusan akhlak. Dan jika termudahkan bersama adanya kecantikan, garis keturunan yang bagus (nasab) dan harta; ini adalah kebaikan yang betul-betul baik, akan tetapi yang penting adalah akhlaknya mulia, menjaga agamanya, baik dalam shalatnya, baik dalam akhlaknya, jauh dari apa yang diharamkan oleh Allah dari perbuatan-perbuatan keji. (Sumber : klik disini

Syaikh Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang wanita yang baik agamanya itu seperti apa? 

Syaikh mengatakan, 

فالمرأة ذات الدين قائم بأمر الله حافظة لحقوق زوجها وفراشه وأولاده وماله، معينة له على طاعة الله تعالى، إن ذكرته و أن تثاقل نشطته و أن غضب أرضته. الزواج » ص (۲۰)

Wanita yang memiliki Agama adalah Yang tegak melakukan perintah-perintah Allah. Menjaga hak-hak suaminya dan tempat tidurnya dan anak-anaknya dan hartanya. Bila suaminya lalai, maka ia ingatkan. Dan bila suaminya malas maka dia memberikan semangat . Dan bila suaminya marah maka dia membuatnya ridho." (Az Zawaaj Hal. 20). 

Wallahu'alam

Posting Komentar

0 Komentar