Jangan Tergesa-gesa Dalam Menyebarkan Informasi


Tatsabbut adalah bagian dari ketelitian, tenang, serta tidak tergesa-gesa untuk meneliti ulang dan mencermati sesuatu berita.

Pada umumnya, setiap kita masih sering tergesa-gesa, terkhusus yang masih muda. Semakin seseorang bertambah umur dan pengalaman, seharusnya sifat ketergesaannya semakin tumpul. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melatih kesabaran dan kehati-hatian.

Janganlah kita memiliki kebiasaan ingin dianggap sebagai orang yang paling pertama tahu atau terdepan dalam men-share. Terkadang, perasaan seperti ini membuat keikhlasan kita ternoda. Ingin dipuji, senang dianggap “nomor satu”, dll.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Kehati-hatian itu adalah karunia dari Allah, sedangkan tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits Riwayat al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra no. 20270. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 1795)

Tidak semua sikap tergesa-gesa itu tercela. Ada beberapa kondisi yang memang dibutuhkan sikap tergesa-gesa tersebut. 

Hatim al-Asham -237H- rahimahullahu ta’ala berkata,

كَانَ يُقَالُ العَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلاَّ فِي خَمْسٍ إِطْعَامِ الطَّعَامِ إِذَا حَضَرَ الضَّيْفُ وَتَجْهِيْزِ المَيِّتِ إِذَا مَاتَ وَتَزْوِيْجِ البِكْرِ إِذَا أَدْرَكَتْ وَقَضَاءِ الدَّيْنِ إِذَا وَجَبَ وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا أَذْنَبَ.

“Dikatakan, “Ketergesa-gesaan itu dari setan, kecuali dalam lima perkara,
1. Bersegera menghidangkan makanan ketika ada tamu.
2. Bersegera mengurus penyelenggaraan jenazah setelah kematiannya.
3. Bersegera menikahkan anak gadis jika sudah bertemu jodohnya.
4. Bersegera membayar hutang jika telah jatuh temponya.
5. Bersegera bertaubat jika telah berbuat dosa”. (Hilyatul Auliyaa (jilid: 8/hal. 78)

Namun jika sikap tergesa-gesa dalam menyebarkan berita dari kelompok ahlul bid'ah, maka sikap tersebut terlarang. Apalagi jika ia tidak memahami perkara tersebut hingga jelas. 

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,

الإنسان لا يستعجل قبل أن يفهم الشيء

"Seseorang hendaknya tidak tergesa-gesa (bersikap) sebelum dia memahami suatu perkara." (Fathu al-Majid) 

Ibnu Hibban rahimahullah mengatakan,

الواجب على العاقل لزوم الرفق في الأمور كلها وترك العجلة والخفة فيها، إذ الله تعالى يحب الرفق في الأمور كلها، ومن منع الرفق منع الخير، كما أن من أعطي الرفق أعطي الخير، ولا يكاد المرء يتمكن من بغيته في سلوك قصده في شيء من الأشياء على حسب الذي يحب إلا بمقارنة الرفق ومفارقة العجلة

"Seseorang yang berakal wajib senantiasa berhati-hati dan cermat dalam semua urusan, tidak boleh tergesa-gesa, dan tidak bertindak gegabah. 

Sebab, Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai kehati-hatian dalam semua urusan.

Barang siapa tidak bisa bertindak hati-hati, dia akan terhalangi dari kebaikan. Adapun orang yang dianugerahi kecermatan, dia telah diberi kebaikan.

Seseorang hampir pasti tidak bisa menggapai tujuannya dalam satu urusan pun sesuai dengan keinginannya kecuali dengan disertai sikap cermat dan meninggalkan ketergesaan." (Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala hlm. 247)

Fadhilah As-Syaikh Abdul Qodir Al-Junaid hafizhahullah berkata, 

طالب العلم مع الأحداث والنوازل العامة. طالب العلم - سدَّده الله -:
وإنْ تألم شديدًا، وحُمِّس وتَحمَّس مع الأحداث مِن حوله، وفي واقعه. وأكثر الناس عليه الكلام عنها وفيها، ولو مِمَّن يظنهم عُقلاء وأهل صدق، وملأوا رأسه بالتقريرات والأرقام والمُخططات عن الأعداء.
فلا يَصلح أنْ:
١ - يتعجَّل الكلام، ويتصدَّر المواقف.
٢ - أو يَخرج عن العلم وأدلته وطريقته وأدبه وألفاظه ورفقه مع مسائل هذه الأحداث.
٣ - أو يُهمِل مراعاة المصالح والمفاسد حين التقرير والكلام عن الأحداث.  
٤ - أو يُغفِل النظر إلى المآلات السابقة في الشبيهات مِن الأحداث والوقائع والفتن. 
٥ - أو نسيان أنَّه تحت ولايةٍ وحاكم، وفي دولة، ولها أعداء يترپَّصون بها، وعندها معاهدات ومواثيق. 

Para penuntut ilmu - semoga Allah berikan jalan yang lurus kepadanya :

Sekalipun merasakan sakit yang mendalam, semangat dan begitu bersemangat dengan kejadian di sekitarnya, dan kenyataan yang ada.
Dan kebanyakan orang berbicara tentang hal itu dan berkenaan dengan itu, meskipun mereka termasuk orang-orang yang menurutnya orang-orang pandai dan jujur, dan mereka mengisi kepalanya dengan laporan, angka-angka, dan rencana-rencana terhadap para musuh.

Sehingga tidak pantas untuk dia:
1 - Berbicara dengan tergesa-gesa dan mengambil sikap.
2 - Atau keluar dari ilmu, dalilnya, metodenya, adabnya, bahasanya, dan kepekaannya terhadap persoalan peristiwa tersebut.
3 - Atau dia lalai mempertimbangkan kemaslahatan (kepentingan) dan kerusakan (kerugian) ketika memberitakan dan berbicara tentang suatu peristiwa.
4 - Atau dia lalai mencermati hal-hal sebelumnya mengenai peristiwa, fakta, kejadian dan berbagai musibah.
5 - Atau lupa bahwa dia berada di bawah yurisdiksi dan seorang penguasa, dan di sebuah negara yang memiliki musuh yang mengintai di dalamnya dan memiliki perjanjian dan kesepakatan. (Sumber : klik disini)

Wallahu'alam

Posting Komentar

0 Komentar